Penyebab Industri Keramik Plered Kewalahan Penuhi Permintaan Ekspor
Jumlah pengrajin gerabah dan keramik di Kecamatan Plered, Purwakarta terus berkurang. Kondisi tersebut menyebabkan hasil produksi masyarakat hanya dapat memenuhi sebagian permintaan pasar ekspor saat ini.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purwakarta Entis Sutisna menilai, regenerasi pengrajin masih kurang optimal. "Generasi muda para pengrajin keramik di sana kurang berminat meneruskan (usaha) orangtua mereka," katanya, Senin 8 April 2019.
Baca Juga: lantai keramik
Jumlah pengrajin gerabah dan keramik yang tersisa di Plered saat ini 230 orang dari semula lebih dari 400 orang. Menurut Entis Sutisna, banyak di antara anak para pengrajin yang lebih memilih bekerja di pabrik di luar Plered.
Padahal, Entis Sutisna melihat masih banyak permintaan yang tidak bisa dipenuhi secara maksimal oleh pengrajin lokal.
"Pasar bagus, permintaan ekspor juga keteteran karena kurangnya pengrajin. Jadi, permintaan pasar tidak terpenuhi," ujarnya.
Pemerintah pusat sampai turun tangan untuk meningkatkan jumlah dan kemampuan pengrajin lokal melalui pelatihan, Senin 8 April 2019. Kegiatan yang digelar di Gedung Penelitian Pengembangan Keramik Kecamatan Plered itu diikuti sekira 40 orang.
Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Direktur Jendral Industri Kecil Menengah Kementrian Perindustrian Gati Wibawaningsih menilai industri kerajinan gerabah memiliki potensi besar.
"Jika kemampuan pengrajinnya meningkat maka produksinya akan bagus dan akan meningkatkan pangsa pasar,'' katanya.
Selain memberikan pelatihan teknis, pemerintah juga berjanji untuk terus mendukung perkembangan industri gerabah dan keramik lokal. Salah satunya dengan menyediakan bahan bakar gas untuk industri dengan harga yang bersaing.
"Pemerintah mendorong tumbuhnya inovasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan terus melakukan pembinaan industri keramik dalam negeri," kata Gati Wibawaningsih.
Menurut dia, industri keramik menunjukkan pertumbuhan yang cukup menjanjikan. Data Litbang Keramik Plered menunjukkan, kuantitas ekspor gerabah dan keramik dari Purwakarta terus mengalami peningkatan.
Sepanjang 2018, ekspor meningkat hingga 101 kontainer Dibanding tahun sebelumnya hanya 98 kontainer. Sementara pada Januari-Maret 2019, jumlah ekspor tercatat baru 26 kontainer.
"Kurang lebih 10-15 persen peningkatannya," kata Kepala Litbang Keramik Plered Bambang Mega Wahyu.
Artikel Terkait: motif keramik kamar mandi
Negara tujuan ekspor produk-produk tersebut selama ini adalah negara-negara di Amerika dan Eropa. Untuk mengoptimalkan produksi para pengrajin lokal, pelatihan kali ini disesuaikan dengan permintaan di pasaran.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purwakarta Entis Sutisna menilai, regenerasi pengrajin masih kurang optimal. "Generasi muda para pengrajin keramik di sana kurang berminat meneruskan (usaha) orangtua mereka," katanya, Senin 8 April 2019.
Baca Juga: lantai keramik
Jumlah pengrajin gerabah dan keramik yang tersisa di Plered saat ini 230 orang dari semula lebih dari 400 orang. Menurut Entis Sutisna, banyak di antara anak para pengrajin yang lebih memilih bekerja di pabrik di luar Plered.
Padahal, Entis Sutisna melihat masih banyak permintaan yang tidak bisa dipenuhi secara maksimal oleh pengrajin lokal.
"Pasar bagus, permintaan ekspor juga keteteran karena kurangnya pengrajin. Jadi, permintaan pasar tidak terpenuhi," ujarnya.
Pemerintah pusat sampai turun tangan untuk meningkatkan jumlah dan kemampuan pengrajin lokal melalui pelatihan, Senin 8 April 2019. Kegiatan yang digelar di Gedung Penelitian Pengembangan Keramik Kecamatan Plered itu diikuti sekira 40 orang.
Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Direktur Jendral Industri Kecil Menengah Kementrian Perindustrian Gati Wibawaningsih menilai industri kerajinan gerabah memiliki potensi besar.
"Jika kemampuan pengrajinnya meningkat maka produksinya akan bagus dan akan meningkatkan pangsa pasar,'' katanya.
Selain memberikan pelatihan teknis, pemerintah juga berjanji untuk terus mendukung perkembangan industri gerabah dan keramik lokal. Salah satunya dengan menyediakan bahan bakar gas untuk industri dengan harga yang bersaing.
"Pemerintah mendorong tumbuhnya inovasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan terus melakukan pembinaan industri keramik dalam negeri," kata Gati Wibawaningsih.
Menurut dia, industri keramik menunjukkan pertumbuhan yang cukup menjanjikan. Data Litbang Keramik Plered menunjukkan, kuantitas ekspor gerabah dan keramik dari Purwakarta terus mengalami peningkatan.
Sepanjang 2018, ekspor meningkat hingga 101 kontainer Dibanding tahun sebelumnya hanya 98 kontainer. Sementara pada Januari-Maret 2019, jumlah ekspor tercatat baru 26 kontainer.
"Kurang lebih 10-15 persen peningkatannya," kata Kepala Litbang Keramik Plered Bambang Mega Wahyu.
Artikel Terkait: motif keramik kamar mandi
Negara tujuan ekspor produk-produk tersebut selama ini adalah negara-negara di Amerika dan Eropa. Untuk mengoptimalkan produksi para pengrajin lokal, pelatihan kali ini disesuaikan dengan permintaan di pasaran.
Komentar
Posting Komentar