Ini Dia Perempuan Kreatif yang Menulis Cerpen Hanya dalam 1 Bulan
Bicara masalah sosok inspiratif, terdapat beberapa orang hebat didunia ini yang begitu memberikan inspirasi. Terdapat beberapa orang populer yang menggerakkan orang yang lain untuk jadi semakin maju serta tambah baik. Tetapi untuk saya, ada satu sosok wanita simpel yang begitu dekat dengan saya.
Dia bukanlah orang populer, dia yaitu kakak saya. Wanita kreatif yang beberapa waktu terakhir menulis novel cuma kurun waktu sebulan saja! Hebat? Menurut saya demikian. Wanita yang bernama Hazna Deva Shafira ini adalah mahasiswa tehnik di Politeknik Caltex Riau, Hazna telah menulis mulai sejak lama. Waktu di tanya kenapa ia sukai menulis, Hazna menjawab :
Menulis itu perlu, waktu aku tidak dapat menyuarakan isi fikiranku, paling tidak aku masih tetap dapat menulis. Aku juga akan begitu suka waktu dapat memberi faedah untuk orang yang lain lewat tulisanku.
1. Suka membaca mulai sejak kecil
Hazna memanglah hoby membaca sejak dari kecil, tak tahu membaca novel anak-anak yang dibelikan oleh orangtua atau sebatas meminjam punya rekan. Tidak terus-terusan fiksi, Hazna juga sukai membaca buku non-fiksi mulai sejak kecil, satu diantaranya buku saku agama yang ia dapatkan dari sang nenek.
Menurut Hazna membaca begitu berguna untuk dianya yaitu berikan info baru serta memperkenalkan istilah-istilah baru yang masih tetap asing baginya.
Jadi saat madrasah ustadznya nanya makna syirik. Saat itu masih tetap kelas 1 madrasah tidak ada yang ngerti. Aku telah baca duluan di buku saku dari nenek, jadi pada akhirnya aku sendiri yang jawab.
Baca Juga: contoh cerpen singkat
Untuk Hazna, membaca tidak sempat ada ruginya. Membaca senantiasa memperkenalkan dianya pada beberapa hal baru serta buat ia belajar semakin banyak hal.
Baca Juga: ciri ciri cerpen
2. Hoby membaca yang melahirkan buku
Hoby membaca yang dikerjakan oleh Hazna buat ia menginginkan turut menulis. Ia menginginkan ikut jadi berguna untuk orang yang lain. Hazna begitu sukai membaca karya Raditya Dika serta Tere Liye, menurut Hazna, Raditya Dika menulis narasi pribadinya dengan begitu baik, buat ia dapat ambil arti dalam peristiwa simpel di dalam hidup. Sedang buku Tere Liye senantiasa sukses buat Hazna terasa 'masuk' kedalam narasi yang ia baca.
Hal semacam ini buat Hazna menginginkan menulis buku dengan ikuti style Raditya Dika serta Tere Liye, tetapi ia sadar kalau jadi otentik tambah lebih baik. Selengkapnya: Cerpen.
Dia bukanlah orang populer, dia yaitu kakak saya. Wanita kreatif yang beberapa waktu terakhir menulis novel cuma kurun waktu sebulan saja! Hebat? Menurut saya demikian. Wanita yang bernama Hazna Deva Shafira ini adalah mahasiswa tehnik di Politeknik Caltex Riau, Hazna telah menulis mulai sejak lama. Waktu di tanya kenapa ia sukai menulis, Hazna menjawab :
Menulis itu perlu, waktu aku tidak dapat menyuarakan isi fikiranku, paling tidak aku masih tetap dapat menulis. Aku juga akan begitu suka waktu dapat memberi faedah untuk orang yang lain lewat tulisanku.
1. Suka membaca mulai sejak kecil
Hazna memanglah hoby membaca sejak dari kecil, tak tahu membaca novel anak-anak yang dibelikan oleh orangtua atau sebatas meminjam punya rekan. Tidak terus-terusan fiksi, Hazna juga sukai membaca buku non-fiksi mulai sejak kecil, satu diantaranya buku saku agama yang ia dapatkan dari sang nenek.
Menurut Hazna membaca begitu berguna untuk dianya yaitu berikan info baru serta memperkenalkan istilah-istilah baru yang masih tetap asing baginya.
Jadi saat madrasah ustadznya nanya makna syirik. Saat itu masih tetap kelas 1 madrasah tidak ada yang ngerti. Aku telah baca duluan di buku saku dari nenek, jadi pada akhirnya aku sendiri yang jawab.
Baca Juga: contoh cerpen singkat
Untuk Hazna, membaca tidak sempat ada ruginya. Membaca senantiasa memperkenalkan dianya pada beberapa hal baru serta buat ia belajar semakin banyak hal.
Baca Juga: ciri ciri cerpen
2. Hoby membaca yang melahirkan buku
Hoby membaca yang dikerjakan oleh Hazna buat ia menginginkan turut menulis. Ia menginginkan ikut jadi berguna untuk orang yang lain. Hazna begitu sukai membaca karya Raditya Dika serta Tere Liye, menurut Hazna, Raditya Dika menulis narasi pribadinya dengan begitu baik, buat ia dapat ambil arti dalam peristiwa simpel di dalam hidup. Sedang buku Tere Liye senantiasa sukses buat Hazna terasa 'masuk' kedalam narasi yang ia baca.
Hal semacam ini buat Hazna menginginkan menulis buku dengan ikuti style Raditya Dika serta Tere Liye, tetapi ia sadar kalau jadi otentik tambah lebih baik. Selengkapnya: Cerpen.
Komentar
Posting Komentar