Penyebab Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Perlu Dievakuasi
Berangkat dari realitas yang ada, kata Syarifudin, sepertinya pendidikan bahasa dan sastra Indonesia akan berhadapan dengan istilah "evakuasi". “Bahasa dan Sastra Indonesia, patut dievakuasi bila praktik pendidikan bahasa dan sastra hanya sebatas simbol pembelajaran tanpa mengedepankan kemampuan ilmiah dalam mempelajari bahasa, plus tidak bertumpu pada kompetensi berbahasa yang sarat dengan cara pikir dan perilaku ilmiah,” paparnya.
Sebaliknya, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia sama sekali tidak bituh dievakuasi bila proses pembelajaran yang ada mampu menghasilkan orang-orang yang memang piawai dan mampu menjadi solusi berbahasa yang berkembang di masyarakat. “Karena berbahasa, sangat bergantung pada sikap orang yang belajar dan mempelajarinya. Bila sikapnya meremehkan maka remehlah bahasa. Bila sikapnya menjunjung tinggi maka mulialah bahasanya,” ujarnya.
Baca Juga: teks prosedur
Diskusi itu menegaskan, ke depan, suka tidak suka, Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai disiplin ilmu adalah tidak terbantahkan. Namun dalam realisasi belajarnya, ada segudang agenda yang tetap harus dibenahi. “Hal itu penting agar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia bisa lebih berdaya guna, dan lebih penting lagi menjadi alat komunikasi yang sangkil dan mangkus,” ujar Syarifudin Yunus. Source: contoh teks.
Sebaliknya, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia sama sekali tidak bituh dievakuasi bila proses pembelajaran yang ada mampu menghasilkan orang-orang yang memang piawai dan mampu menjadi solusi berbahasa yang berkembang di masyarakat. “Karena berbahasa, sangat bergantung pada sikap orang yang belajar dan mempelajarinya. Bila sikapnya meremehkan maka remehlah bahasa. Bila sikapnya menjunjung tinggi maka mulialah bahasanya,” ujarnya.
Baca Juga: teks prosedur
Diskusi itu menegaskan, ke depan, suka tidak suka, Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai disiplin ilmu adalah tidak terbantahkan. Namun dalam realisasi belajarnya, ada segudang agenda yang tetap harus dibenahi. “Hal itu penting agar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia bisa lebih berdaya guna, dan lebih penting lagi menjadi alat komunikasi yang sangkil dan mangkus,” ujar Syarifudin Yunus. Source: contoh teks.
Komentar
Posting Komentar