RMI NU Surabaya Adakan Pelatihan Sistem Informasi

Pimpinan Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kota Surabaya, menghadirkan kursus serta arahan metode kabar. Aktivitas buat menempatkan database administrasi madrasah, santri, ustadz, pelajaran serta keuangan.

Aktivitas yg berjalan di gedung rektorat universitas Institut Technologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu dikunjungi beberapa ratus peserta. Mereka ialah perwakilan dari sejumlah pesantren serta madrasah di Surabaya serta seputarnya.

Baca juga : apa itu sistem

Kursus terselenggara atas kerja sama CSS MoRA ITS ialah mahasiswa yg dapatkan beasiswa Kementerian Agama. Juga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Surabaya dan AIS Jawi Wetan.

“Panitia aktivitas ini juga sekaligus jadi mentor ialah CSS MoRA, IPNU, IPPNU Surabaya dan AIS Jawi Wetan, " kata H Agus Zainal Arifin, Ahad (5/8).

Awal kalinya, Pak Agus yang pengurus pusat RMI NU memaparkan udah diketemukan beberapa hambatan yg di alami pesantren serta madrasah dalam memajukan pendidikan. “Salah satunya sebagai prioritas kami ialah membereskan metode kabar, ” ujarnya. Serta kebetulan ada penerapan yg dapat di pakai buat perihal itu ialah Jibas, lanjutnya.

Dekan Fakultas Technologi Kabar Komunikasi ITS itu mengemukkan kalau di sebagian kota udah menempatkan penerapan ini. “Dan nyata-nyatanya mereka merajut interaksi baik dengan IPNU serta IPPNU ditempat, hingga kita mesti mengawali bakal hal semacam itu, " jelasnya.

Ulasan lain : contoh sistem informasi

KH Mas Nasrofudin, bertindak sebagai ketua RMI Kota Surabaya, menyampaikan terima kasih sebab udah sediakan tempat dan layanan yg ada.

Jamal Makmur Asmani mengategorikan berubah menjadi tiga sisi, ulama lentera hati, sang pencerah hati, serta sang pencerah inspirasi. Inspirasi ini ditulis dalam buku berjudul Mereguk Kearifan Banyak Kiai.

Buku karya Jamal Makmur yg berjudul Mereguk Kearifan Banyak kiai Oleh Pengurus Lokasi Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jawa Tengah dibedah berbarengan sekretaris PWNU Jateng HM Arja Imroni serta KH Abu Rokhmad MUI Jateng, datang juga penulis buku di Kantor PW RMI NU Jawa Tengah, Ngaliyan Semarang, Sabtu, (15/4).

Buku berubah menjadi utama ditulis buat berikan ide untuk generasi muda agar dapat meneladani beberapa tokoh yg di munculkan.

Jamal berikan argumentasi mengapa buku ini datang, kalau seseorang kiai atau ulama, pertama, mesti punyai kemampuan keilmuan yg bagus serta bisa buka mata hati santrinya. Ke dua, punyai niat serta kapabilitas buat berijtihad dalam mencari pengetahuan.

Arja Imroni mengapresiasi atas terbitnya buku ini, pada intinya Ia mengatakan kiai-kiai yg ada di dalam buku, mereka menghargai kearifan lokal, punyai pengetahuan keagamaan baru berdakwah, waspada dalam memastikan hukum serta rutinitas sama sama menghargai antar kiai.

Tidak hanya itu, Arja memperingatkan kalau kini santri banyak yg tinggalkan trik berubah menjadi seseorang murid yg baik.

Abu Rokhmad ceritakan kalau kiai-kiai kuno itu senantiasa mendoakan santri-santrinya. Begitu halnya beberapa tokoh yg ada di dalam buku ini.

Artikel terkait : pengertian sistem operasi

Dirinya sendiri ajak peserta tidak untuk menyia-nyiakan kesempatan saat ini. “Semoga ini tidaklah pertemuan pertama. Tetapi kedepannya bakal ada silaturahim kelanjutan, ” jelasnya.

Komentar

Postingan Populer